Teletubbies adalah Gelandangan


Teletubbies adalah Gelandangan


Wahyu Budi Nugroho
Pegiat Sanglah Institute
Sosiolog Universitas Udayana

“Titanic is simply a story of a rich bitch exploiting a young working class man” [“Titanic, secara sederhana, adalah cerita mengenai seorang pelacur kaya yang mengeksploitasi seorang pemuda kelas pekerja”], demikian ucap Slavoj Zizek. Pengkajian film, teks, ataupun citra-citra visual semacamnya memang bisa melahirkan simpulan-simpulan yang mencengangkan melalui sudut pandang psikoanalisis radikal. Begitu pula yang saya lakukan terhadap serial populer anak Teletubbies. Setelah sebelumnya serial ini mendapati tuduhan miring mempromosikan gaya hidup gay pada anak-anak usia dini, saya justru mendapati simpulan jika sesungguhnya Teletubbies adalah kumpulan gelandangan. Simpulan ini setidaknya didasarkan pada beberapa analisis.

Pertama, rumah teletubbies bukanlah rumah. Itu lebih menyerupai shelter, tempat berteduh, atau semacamnya. Dilihat dari permukaan, rumah Teletubbies sangatlah kecil dan sempit, seakan hanya cukup untuk tidur atau berteduh bagi keempatnya, bukan untuk melakukan berbagai aktivitas lainnya. Namun, keanehan segera muncul ketika kita memasuki rumah Teletubbies, seketika ruangan menjadi begitu besar dan longgar. Kali ini, rumah Teletubbies lebih menyerupai bunker bawah tanah, stasiun kereta bawah tanah, atau tempat menampung para gelandangan untuk tidur pada malam hari. Tegas dan jelasnya, itu bukan rumah, tapi tempat penampungan.

Gambar 1. Rumah Teletubbies adalah tempat penampungan [teletubbies.wikia.com]

Kedua
, “berpelukan”. Baik Tinky Winky, Dipsy, Laa Laa, maupun Pooh suka sekali berpelukan meski tak ada sesuatu pun yang terjadi. Sebetulnya, berpelukan adalah simbol solidaritas mereka untuk saling menguatkan satu sama lain akibat penderitaan hidup menjadi gelandangan. Seringkali, mereka bersuka ria seolah tak memiliki beban apa pun dalam hidup, tetapi tiba-tiba mereka sadar jika mereka hanyalah gelandangan; tanpa status sosial, terasing dari masyarakat, pun tak menjalani kehidupan sebagaimana mestinya. Inilah yang membuat mereka tiba-tiba sangat sedih dan harus berpelukan untuk menguatkan diri masing-masing.

Ketiga, skuter. Keberadaan skuter dalam serial Teletubbies sangatlah absurd. Pasalnya, mereka sebetulnya tak kemana-mana, sekadar “beredar” di situ-situ saja, yakni di sekitar lingkungan rumahnya (baca: tempatnya berteduh), lalu apa fungsi skuter itu? Dari sini, kita bisa berpikir jika skuter itu diperlukan Teletubbies untuk melarikan diri sewaktu-waktu jika dirazia Satpol PP, atau sebagai sarana transportasi saat digusur Pemkot.

Gambar 2. Skuter untuk melarikan diri sewaktu-waktu dari Satpol PP [teletubbies.wikia.com]

Keempat
, analisis terakhir ini kiranya menjadi bukti tak terbantahkan betapa Teletubbies sesungguhnya adalah gelandangan. Kita bisa melihatnya lewat Tinky Winky yang suka pergi kemana-mana sambil membawa tas favorit berwarna merahnya. Tinky Winky adalah laki-laki, tapi ia membawa tas wanita, tentulah tas itu ia pungut dari suatu tempat, atau bisa juga itu hasil dari menjambret? Tak hanya itu saja, tas merah itu berisi beragam benda yang tak terduga-duga, pastilah itu hasil memungut barang-barang di sembarang tempat. Di samping itu, jika kita amati, baik keempat Teletubbies itu memang gemar sekali memungut barang-barang di lingkungan sekitar tempat tinggalnya, lalu menggunakannya untuk bermain.

Gambar 3. Tinky Winky tampak sedang memulung dengan tas kesayangannya [teletubbies.wikia.com]

Melalui serangkaian analisis tajam di atas, dapatlah benar-benar disimpulkan kemudian bahwa sesungguhnya baik Tinky Winky, Dipsy, Laa Laa, maupun Pooh adalah para gelandangan. Dengan demikian, sebetulnya serial Teletubbies menceritakan kisah kehidupan kelas sosial lumpen proletariat, yakni para gembel atau gelandangan. Mengejutkan, bukan?

*****

0 Comments:

Post a Comment