Leksikon Kebudayaan Indonesia


Leksikon Kebudayaan Indonesia



Tanti Candra
Pegiat Sanglah Institute

Kebudayaan adalah kebiasaan yang dilakukan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari yang kemudian diwariskan secara turun-temurun. Setiap masyarakat memiliki kebudayaannya masing-masing yang sekaligus menjadi ciri khasnya. Sebagaimana ungkap Soerjono Soekanto bahwa kebudayaan dan masyarakat merupakan dwitunggal yang artinya satu kesatuan. Tak ada masyarakat yang tak memiliki kebudayaan, dan tak ada kebudayaan tanpa adanya masyarakat. Antropolog E.B Tylor mendefinisikan kebudayaan sebagai kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Pada zaman dahulu, tepatnya sebelum teknologi informasi dan komunikasi berkembang pesat, kebudayaan hanya bisa diwariskan pada masyarakat yang ada di sekitar wilayah tersebut karena penyaluran kebudayaan hanya dilakukan secara langsung. Namun, saat ini kebudayaan bisa disebarluaskan secara lintas negara. Di Indonesia, pertukaran kebudayaan sudah ada sejak zaman kerajaan yang ditunjukkan dengan adanya berbagai bangunan nusantara yang menyerupai bangunan-bangunan negara lain, seperti candi, dan lain sebagainya. Tidak hanya arsitektur bangunan, agama yang ada di Indonesia saat ini juga merupakan penetrasi kebudayaan luar yang diterima dengan baik oleh masyarakat tanah air. Selanjutnya, pada masa kolonial atau masa penjajahan, mulailah kebudayaan Barat masuk ke Indonesia yang dibawa oleh para penjajah. Dilansir dari website www.boombastis.com, terdapat lima kebudayaan yang diwariskan oleh para penjajah yang masih lestari hingga kini, antara lain;

1.    Pendidikan
Kebudayaan yang diwariskan pada masa penjajahan atau kolonial Belanda di bidang pendidikan dapat dilihat dari pola atau formasi tempat duduk siswa yang berbanjar menghadap ke depan. Ternyata, formasi yang demikian adalah kebudayaan barat yang mulai ada sejak zaman skolastika Eropa. Selain itu, jenjang pendidikan yang ada di Indonesia hingga kini juga merupakan peninggalan masa kolonial.

2.    Musik
Musik keroncong yang selama ini dikenal sebagai musik khas Indonesia ternyata berasal dari kebudayaan Portugis. Musik keroncong sesungguhnya sudah ada di Portugis sejak abad ke-16, dan dibawa masuk ke Indonesia oleh para penjajah Portugis.

3.    Struktur masyarakat
Pada awalnya, struktur terkecil masyarakat Indonesia adalah desa. Namun pada masa penjajahan Jepang, struktur wilayah diperkecil lagi guna mempermudah penjajah melaksanakan pengawasan sehingga dibentuklah struktur RT/RW. Sistem tersebut sudah dijalankan di Jepang sejak lama dengan nama Tonarigumi.

  4.    Bahasa
Kedatangan para penjajah di Indonesia menyebabkan masyarakat Indonesia harus berhadapan langsung dan berinteraksi dengan para penjajah, sehingga mau tidak mau mereka harus saling memahami bahasa kedua belah pihak. Oleh sebab itu, mau tidak mau masyarakat Indonesia turut menggunakan bahasa asing agar bisa berkomunikasi, hal ini pun berdampak pada kian kayanya kosakata bahasa Indonesia.

  5.    Nama
Kedatangan para penjajah ke Indonesia ternyata juga memberikan inspirasi bagi nama-nama orang Indonesia, antara lain; Diaz, Carlos, Charlie, Robert, dan yang lainnya.

Penyebaran kebudayaan atau penetrasi suatu kebudayaan terhadap kebudayaan lainnya pasti berpengaruh terhadap kebudayaan asli suatu daerah. Penyebaran kebudayaan tidak dapat dilepaskan dari kekuasaan kelas. Menurut Barker (2003), kebudayaan bersifat politis karena ia mengekspresikan relasi sosial kekuasaan kelas dengan cara menaturalisasi tatanan sosial sebagai suatu fakta, sehingga seolah-olah tidak ada unsur eksploitasi di dalamnya. Ia juga menyatakan bahwa penetrasi kebudayaan saat ini merupakan hasil dari konstruksi kelompok kepentingan, yang menguasai pengetahuan, membaca peluang, dan peka teradap kebutuhan masyarakat.


*****

0 Comments:

Post a Comment