Filosofi Tubuh

[Pic: twenty20.com]


Fidiana Rakmawati M.

Pegiat Sanglah Institute


Tubuh bukanlah badan, badan hanya bersifat fisik dan terbatas ruang geraknya. Tetapi tubuh, adalah keseluruhan yang melekat pada diri manusia, mulai dari mental, jiwa, pikiran, rasa, prilaku, bahasa, penampilan, simbol, dan aktivitas sosial lainnya.

Dapat dimengerti bahwa badan merupakan bagian dari tubuh. Badan memiliki batas dalam ruang geraknya. Seperti contoh mata, mata hanya terbatas pada aktivitas mata saja. Mata tidak bisa menjadi tangan dan kaki manusia. Mata hanya bisa digunakan untuk melihat suatu benda tanpa bisa meraih atau menendang benda tersebut, karena masing-masing bagian dari badan memiliki fungsinya masing-masing, tanpa bisa diganti dengan anggota badan yang lain.

Sedangkan tubuh, seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa tubuh merupakan gabungan atas seluruh hal yang melekat pada manusia. Seperti contoh aktivitas minum, terdapat banyak hal yang akan berperan di sana. Minum bukan hanya untuk memenuhi keinginan akan rasa haus, melainkan pula memilih minuman apa yang akan diminum (air putih, teh, kopi, dan sebagainya), dimana akan mendapatkan minuman tersebut (minimarket, warung, rumah, dan sebagainya), bagaimana cara memperoleh minuman tersebut (membeli, meminta, dan sebagainya), serta apa yang akan dilakukan setelah minum, dan lain sebagainya.

Meskipun badan bukan tubuh, tetapi aktivitas yang dilakukan oleh tubuh tidak akan bisa terlepas dari fungsi masing-masing badan itu sendiri. Dengan kata lain, badan bersifat lebih spesifik karena hanya terfokus pada fungsi fisik masing-masing badan itu sendiri. Berbeda dengan tubuh yang dapat bersifat sosial, budaya, politik, dan ekonomi.

Yasraf Amir Piliang menjelaskan bahwa tubuh menjadi “milik pribadi” ketika tubuh tersebut berada di ruang pribadi (private sphere), sedangkan tubuh akan menjadi “milik sosial” ketika tubuh tersebut berada di dalam ruang publik atau ruang sosial (public sphere). Dapat disimpulkan bahwa tubuh memiliki kebebasannya apabila berada dalam ruang pribadinya, sedangkan tubuh tidak memiliki kebebasannya apabila berada dalam ruang publik atau ruang sosialnya, karena tubuh harus mengikuti serangkaian aturan yang diciptakan oleh lingkungan sosialnya. Dengan kata lain, tubuh dapat memainkan peran ganda, yakni peran individu dan peran sosial.


*****

0 Comments:

Post a Comment